tagar.id
Arnita Rodelina Turnip, warga Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, mengaku sangat kaget karena Beasiswanya diputus secara sepihak oleh pemerintah daerahnya.
Alhasil, Arnita terpaksa dinonaktifkan oleh rektorat Institut Pertanian Bogor (IPB), Jawa Barat. Pihak keluarga menduga, pemutusan sepihak dana BUD itu disebabkan Arnita berpindah agama. dilansir dari www.suara.com (01/07/2018),
Dan saat ini kasusnya sedang di tangani oleh Ombudsman RI perwakilan Sumatera Utara tengah, yang akan menyelidiki dan menangani tentang masalah beasiswa arnita tersebut.
Diketahui Arnita merupakan siswa yang Mendapatkan Beasiswa karena Prestasi yang dimilikinya.
”Pada 7 Agustus 2015, Arnita dengan 27 mahasiswa Simalungun penerima BUD berangkat ke IPB Bogor untuk menempuh studi. Arnita tercatat sebagai mahasiwi pada Program Studi Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB,” ucap sang ibunda Arnita. Rabu (1/8/2018).
Syarat yang harus dipenuhi Arnita saat mendapatkan beasiswa yaitu, Pertama setelah ia tamat, ia harus berkontribusi untuk daerah ia berasal. Kedua, agar besiswa tak di cabut Arnita harus mendapatkan IP diatas 2,50 persemester.
Selang satu setengah bulan, tepatnya 21 September 2015, Arnita ternyata menjadi mualaf atau berpindah ke agama Islam. Rencananya untuk pindah agama mendapat tentangan dari keluarga, karena dikhawatirkan berdampak pada beasiswanya. tetapi Arnita menghiraukannya.
Benar saja, memasuki semester 2 Beasiswa Arnita kemudian dicabut secara sepihak. Hal ini membuat Arnita sedikit Frustasi.
Arnitapun kemudian berusaha keras untuk mencukupi kebutuhannya selama kuliah dan Pembayaran uang semester dengan berjualan Barang secara Online.
“Semester dua dia tidak menerima uang saku BUD, tapi dia tetap kuliah sambil bekerja dan dagang online,” ujar Lisnawati.
Di semester 3 Arnita tak lagi bisa membayar uang sewa Indekosnya, dan akhirnya pindah ke Asrama IPB. dia tinggal bersama teman-temannya sesama mahasiswa Simalungun penerima beasiswa daerah.
Sejak saat itu Arnita tak bisa lagi fokus untuk kuliah, Ia harus mencukupi kebutuhan hidup dan uang kuliah dengan bekerja. Hal ini kemudia berdampak pada prestasinya yang semakin menurun.
Sang keluarga di kampung halamannya semakin Khawatir dengan Arnita, dan berasumsi bahwa Arnita ikut aliran sesat dan otaknya telah di cuci.
Keluarga kemudian menjemput paksa Arnita dari bogor untuk pulang ke kampung halamannya di simalungun. Sesampainya di kampung, Arnita kemudian di bawa ke Paranormal. oleh paranormal, Arnita sempat disiram air kencing babi karena dinilai kerasukan.
“Anak saya sampai dimandikan air kencing babi, supaya sumbuh kata orang-orang kampung. Kalau di Islam kayak orang dirukiyah,” kata dia.
Kepada Ibunya, Arnita mengaku ia tidak masuk jaringan teroris. Nilai perkuliahannya anjlok karena sibuk berjualan untuk membiayai kuliah serta kehidupan sehari-hari.
“Kemudian dia cerita kepada saya. Aku bukan Islam radikal dan teroris mak, tapi aku harus bekerja dan dagang karena untuk cari uang kuliahku,” ujar Lisnawati.
Dan hingga saat ini Arnita sedang bejuang agar Semua Beasiswanya di kembalikan. Karena Arnita memang marasa tidak melanggar aturan yang di berikan.